Rabu, 12 Desember 2018

Materi 3 Jenis Bahaya pada Percobaan Fisika dan Tata Tertib Guru dan Siswa di Laboratorium


KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM


Pengertian Kecelakaan
Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dan sebagainya. Secara teknis, "kecelakaan" tidak termasuk dalam kejadian yang disebabkan oleh kesalahan seseorang, contohnya jika dia lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga. Jika yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah "kecelakaan" pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam "kecelakaan" yang sebenarnya, tak satupun pihak yang dapat dipersalahkan, karena peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan atau kemungkinan terjadinya amat rendah. Contohnya, seorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang memakannya keracunan. Berbagai cara dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang layak. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa mata pelajran di sekolah seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari suatu kegiatan praktikum yang dapat dilakukan di luar  maupun di dalam ruangan. Suatu kegiatan praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA sangat membutuhkan suatu ruang laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen. Banyak berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar  salah satunya adalah laboratorium. Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen, sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya.. Laboratorium harus dilestarikan dan dikelola oleh pihak sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan ataupun proses belajar. Selain didukung oleh fasilitas keamanan  laboratorium, setiap pekerja di laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat menimbulkan kecelakaan

Bahaya
            Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi keduanya. Bekerja di laboratorium mengandung bahaya berupa kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran, kesakitan, kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan laboratorium.
Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja,  Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
1)      faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
 peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
2)      faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir;
3)faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
    apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam                   
    kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

Jenis Bahaya dalam Laboratorium Fisika
           
            Aliran listrik, Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan
       melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan
       dari peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan
        untuk menghindari kecelakaan kerja.
(4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang
      memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu
       juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.
(5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak
        membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan
        tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun
       isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat
       menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
(7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak.
       Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang
        mudah terbakar.
(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada
       bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan
       mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC)
       tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan
      pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk
      diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada
      suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.

Radiasi, Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.

Mekanik, Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.

Api, hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.

Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1.            Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau
plastic yang terbakar
2.            Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan
mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
3.      Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
4.      Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti
         magnesium, titanium, kalium, dan natrium.

Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
1.      Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak
cocok untuk api kelas B, C, dan D.
2.      Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan
C
3.      Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk
api kelas A, B,  dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
a)              Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung natrium atau kalium karbonat
b)              Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung ammonium fosfat
4.      Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B
dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
5.      Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung
individu (personal protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.

Suara (kebisingan),Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja. Laboratorium menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium maupun dari luar laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tapi beberapa resiko bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium itu berada, atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum.

Bahaya fisik, Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko fisik bagi petugas karena zat atau peralatan yang digunakan, seperti misalnya :
1)       Gas yang dimampatkan
2)       Kriogen tidak mudah menyala
3)       Reaksi tekanan tinggi
4)       Kerja vakum
5)       Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro
6)       Bahaya listik
Petugas di laboratorium juga menghadapi bahaya di tempat kerja umum akibat kondisi atau aktifitas di laboratorium, seperti :
1)       Luka terpotong
2)       Tergelincir
3)       Tersandung
4)       Terjatuh
Tata Tertib Guru dan Siswa
            Tata tertib menjadikan suatu keharusan adanya karena laboratorium merupakan tempat yang berisi alat dan bahan yang mungkin bisa berbahaya jika digunakan. Ketertiban harus dilaksanakan oleh setiap pengguna lab baik itu guru maupun siswa. Berikut tata tertib standar yang ada di laboratorium IPA (Biologi, Fisika, dan Kimia). Anda dapat menambahkan lebih detail lagi sesuai dengan kebutuhan.

( BAGI GURU )
1.      Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib
laboratorium bagi siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahalah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan
    berbahaya bagi siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk
     kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai
     tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu
      menggunakan  isi kotak P3K itu.
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan
      meninggalkan Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis,
      tidak gaduh, dan tertib.
14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien
       mungkin.
15. Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan
        pemakai yang lain.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada
      buku kegiatan harian lab yang tersedia.

( BAGI SISWA )
1. Memasuki laboratorium IPA harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3. Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-
     petunjuk yang ada.
4. Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan
     kecelakaan dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8. Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi
     mata, kulit, mulut, atau tubuh kita.
9. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu
      berkumur dengan air yang banyak.
10. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita
      terkena asam atau basa.
11. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12. Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16. Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan
      laboratorium.
17. Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Pengukuran Pencahayaan Menggunakan Aplikasi Lux Meter

KLIK LINK DI BAWAH INI https://drive.google.com/file/d/1-IPo8lmvuKe7BubtZSipJaqtahhl1n2N/view?usp=drivesdk