KESELAMATAN
KERJA LABORATORIUM
Pengertian
Kecelakaan
Kecelakaan merujuk
kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dan sebagainya. Secara teknis,
"kecelakaan" tidak termasuk dalam kejadian yang disebabkan oleh
kesalahan seseorang, contohnya jika dia lengah dan gagal mengambil langkah
berjaga-jaga. Jika yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa
itu bukanlah "kecelakaan" pada peringkat itu, dan orang yang lengah
tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam
"kecelakaan" yang sebenarnya, tak satupun pihak yang dapat
dipersalahkan, karena peristiwa tersebut tidak dapat diperkirakan atau
kemungkinan terjadinya amat rendah. Contohnya, seorang ahli farmasi salah
memberi label obat dan pasien yang memakannya keracunan. Berbagai cara
dilakukan oleh guru ataupun pihak sekolah untuk selalu meningkatkan serta
mendukung proses belajar siswa yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak
faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau proses belajar, salah satunya
yang terkait dengan pusat sumber belajar, media belajar dan tempat belajar yang
layak. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa mata pelajran di sekolah
seperti IPA, IPS, Bahasa, dan Seni tidak lepas dari suatu kegiatan praktikum
yang dapat dilakukan di luar maupun di
dalam ruangan. Suatu kegiatan praktikum khususnya untuk para pembelajar IPA
sangat membutuhkan suatu ruang laboratorium sebagai wadah kegiatan eksperimen. Banyak
berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar salah satunya adalah laboratorium.
Laboratorium sangat diperlukan sebagai sarana ataupun prasana oleh pihak
sekolah sebagai tempat pembelajaran untuk siswa melakukan eksperimen, sehingga
dapat meningkatkan pengetahuannya.. Laboratorium harus dilestarikan dan
dikelola oleh pihak sekolah karena sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan ataupun proses belajar. Selain didukung oleh fasilitas
keamanan laboratorium, setiap pekerja di
laboratorium sebaiknya menyadari bahwa bekerja di laboratorium mengandung
resiko yang membahayakan keselamatan kerja. Oleh karena itu untuk menghindari
terjadinya kecelakaan yang membahayakan keselamatan kerja maka para pekerja
laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di laboratorium,
simbol-simbol bahan kimia berbahaya, dan kegiatan laboratorium yang dapat
menimbulkan kecelakaan
Bahaya
Bahaya adalah
sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi menimbulkan cidera atau
penyakit atau kombinasi keduanya. Bekerja di laboratorium mengandung bahaya
berupa kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di laboratorium berupa
kebakaran, kesakitan, kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan
peralatan laboratorium.
Untuk menghindari dan
meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan
penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan
kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :
1) faktor
teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari
pekerjaan itu sendiri;
2) faktor
lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam
lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir;
3)faktor manusia,
merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
apabila manusia yang melakukan pekerjaan
tersebut tidak berada dalam
kondisi kesehatan yang prima baik fisik
maupun psikis.
Jenis
Bahaya dalam Laboratorium Fisika
Aliran listrik, Penggunaan peralatan
dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya
kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang
dapat memutus arus listrik jika penggunaan
melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
(2). Improvisasi terhadap peralatan
listrik harus memperhatikan standar keamanan
dari peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai
dengan kondisi kerja sangat diperlukan
untuk menghindari kecelakaan kerja.
(4) Berhati-hati dengan air. Jangan
pernah meninggalkan perkerjaan yang
memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air.
Begitu
juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan
listrik.
(5). Berhati-hati dalam membangun atau
mereparasi peralatan listrik agar tidak
membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan
tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia
dapat merusak peralatan listrik maupun
isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
(7). Perhatikan instalasi listrik jika
bekerja pada atmosfer yang mudah meledak.
Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang
mudah terbakar.
(8). Pengoperasian suhu dari peralatan
listrik akan memberikan pengaruh pada
bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator
akan
mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil
clorida (PVC)
tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat
digunakan
pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk
diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan
sampai pada
suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150
ºC.
Radiasi,
Radiasi
dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal
yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia
melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti
ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik
dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber
kecelakaan kerja.
Mekanik,
Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang
terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat,
namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti
transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus
dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan,
sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup
pekerjaan ini.
Api,
hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai
variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis.
Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri
adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik
seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida,
toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan
mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets
(MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap
bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan
untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain
dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa
kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan
senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya.
Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya
atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan
salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National
Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
Kelas A, yaitu jenis api biasa yang
berasal dari kertas, kayu, atau
plastic yang terbakar
2.
Kelas B, yaitu jenis api yang
ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan
mudah menyala seperti bensin,
kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
3. Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari
peralatan listrik
4. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari
logam mudah menyala seperti
magnesium, titanium, kalium, dan
natrium.
Jika terjadi kebakaran,
alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan
dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat
digunakan adalah:
1. Air
(water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak
cocok untuk api kelas B, C, dan D.
2. Uap
air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan
C
3. Bahan
kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk
api kelas A, B, dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk
semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
a)
Untuk api kelas B dan C, bahan kimia
yang digunakan
mengandung natrium atau kalium
karbonat
b)
Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia
yang digunakan
mengandung ammonium fosfat
4. Karbondioksida
(CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B
dan C pemadaman kebakaran dari
karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat
berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari
listrik.
5. Personal
Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung
individu (personal protective
equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan,
masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.
Suara (kebisingan),Sumber
kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri,
baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit
listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh
dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut
berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin,
para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan
tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk
menjamin keselamatan kerja. Laboratorium
menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium maupun dari luar
laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya mempengaruhi laboratorium itu
sendiri, tapi beberapa resiko bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana
laboratorium itu berada, atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum.
Bahaya
fisik, Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko
fisik bagi petugas karena zat atau peralatan yang digunakan, seperti misalnya :
1)
Gas yang dimampatkan
2)
Kriogen tidak mudah menyala
3)
Reaksi tekanan tinggi
4)
Kerja vakum
5)
Bahaya frekuensi radio dan
gelombang mikro
6)
Bahaya listik
Petugas di laboratorium juga menghadapi
bahaya di tempat kerja umum akibat kondisi atau aktifitas di laboratorium,
seperti :
1)
Luka terpotong
2)
Tergelincir
3)
Tersandung
4)
Terjatuh
Tata
Tertib Guru dan Siswa
Tata
tertib menjadikan suatu keharusan adanya karena laboratorium merupakan tempat
yang berisi alat dan bahan yang mungkin bisa berbahaya jika digunakan.
Ketertiban harus dilaksanakan oleh setiap pengguna lab baik itu guru maupun
siswa. Berikut tata tertib standar yang ada di laboratorium IPA (Biologi,
Fisika, dan Kimia). Anda dapat menambahkan lebih detail lagi sesuai dengan
kebutuhan.
(
BAGI GURU )
1.
Berilah penjelasan kepada siswa sehingga
siswa mau menghayati tata tertib
laboratorium
bagi siswa .
2.
Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3.
Berusahalah agar siswa penuh disiplin.
4.
Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5.
Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan
berbahaya bagi siswa.
6.
Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7.
Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk
kegiatan.
8.
Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9.
Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai
tujuan.
10.
Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11.
Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu
menggunakan isi kotak P3K itu.
12.
Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan
meninggalkan Laboratorium.
13.
Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis,
tidak gaduh, dan tertib.
14.
Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien
mungkin.
15.
Guru bertanggung jawab atas keberesan dan kebersihan, tidak merugikan
pemakai yang lain.
16.
Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada
buku kegiatan harian lab yang tersedia.
( BAGI SISWA )
1.
Memasuki laboratorium IPA harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2.
Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3.
Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-
petunjuk yang ada.
4.
Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5.
Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan
kecelakaan dan atau hal yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
6.
Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7.
Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8.
Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi
mata, kulit, mulut, atau tubuh kita.
9.
Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu
berkumur dengan air yang banyak.
10.
Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita
terkena asam atau basa.
11.
Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12.
Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13.
Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14.
Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15.
Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16.
Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan
laboratorium.
17.
Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar