Rabu, 12 Desember 2018

Materi 6 Program Kerja Laboratorium


VISI DAN MISI LABORATORIUM

Visi  merupakan terjemahan dari Vision. Visi adalah suatu pernyataan menyeluruh mengenai gambaran ide yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Atau dengan kata lain visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan dan produk yang ditawarkan dan dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa mendatang, nilai-nilai suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan kelompok masyarakat.
Visi laboratorium adalah serangkaian kata-kata bahkan rangkaian kalimat mengungkapkan impian, cita-cita, rencana, harapan sebuah laboratorium, yang ingin dicapai di masa mendatang. Visi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan demi menjamin kesuksesan dan kelestarian laboratorium jangka panjang. Dengan kata lain dapat diekspresikan visi merupakan ‘want to be’ dari laboratorium.
Dalam visi suatu laboratorium terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan laboratorium di masa depan seperti yang diungkapkan. Berikut ini karakteristik visi yang efektif:
1.            Desirable (menarik),
2.            Imagible (dapat dibayangkan),
3.            Feasible (realistis dan dapat dicapai),
4.            Comumunicable (mudah dipahami),
5.            Flexible (responsif dan aspiratif terhadap lingkungan),
6.            Focused (jelas)

Visi suatu laboratorium adalah:
1.      Pernyataan mengenai maksud dan tujuan akhir dari dibangunnya laboratorium itu
2.      Visi ini menjangkaau jangka waktu ke depan yang panjang
3.      Mencakup kondisi ideal yang diinginkan di masa depan
4.      Tidak menenkankan kondisi fisiknya, tetapi fungsi-fungsi yang ingin diciptakan
5.      Visi biasanya dinyatakan dengan kalimat singkat
6.      Visi menjelaskan secara singkat institusi atau organisasi macam apa yang diharapkan di masa depan
7.      Visi berfungsi sebagai arah pengembangan di masa depan.

Contoh visi laboratorium fisika:
Menjadikan Laboratorium Fisika sebagai sarana siswa dan guru dalam proses pembelajaran melalui praktikum/penelitian, untuk menghasilkan lulusan yang bermutu dan berkompeten dalam bidang pendidikan fisika.

Misi (mission) adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini. Misi lebih terkonsentrasi ke saat ini dan merupakan target-target yang sifatnya lebih operasional, proses proses dalam organisasi, serta tingkat kinerja yang diinginkan.
Pentingnya misi bagi sebuah laboratorium:
1.      Membantu untuk lebih memfokuskan usaha pencapaian tujuan laboratorium
2.      Membantu mencegah terjadinya konflik dalam laboratorium
3.      Memberikan dasar bagi pengalokasian sumberdaya
4.      Menetapkan kerangka tanggung jawab dalam laboratorium
5.      Sebagai dasar bagi pengembangan tujuan laboratorium

Contoh misi laboratorium fisika
1.      Memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa dengan mutu setinggi mungkin.
2.      Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium Fisika secara kontinyu untuk meningkatkan layanan praktikum Fisika, baik dalam proses pembelajaran maupun penelitian.
3.      Meningkatkan layanan laboratorium sebagai pusat kegiatan penunjang akademik/praktikum, penelitian dan pengujian bidang pendidikan fisika.




ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths).

1.      Strength (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan merupakan kompetensi khusus yang terdapat dalam laboratorium yang berakibat pada pemilikan keunggulan kompetitif dan komparatif. Dikatakan demikian karena laboratorium memiliki sumber daya manusia, keterampilan, fasilitas laboratorium berupa peralatan dan ruangan yang memadai, dan sebagainya yang membuat lebih kuat dari laboratorium lain atau unit usaha lain yang sejenis.

2.      Weakness (kelemahan)
Faktor-faktor kelemahan yang dimaksud adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan, fasilitas laboratorium, dan sebagainya yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja laboratorium yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki dan yang tidak dimiliki, kemampuan pengelolaan yang rendah, hasil riset yang rendah sehingga tidak diminati oleh para pengguna, rendahnya keterampilan dalam memperkenalkan potensi yang dimiliki laboratorium.

3.      Opportunity (peluang)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu laboratorium dan memberikan peluang berkembang bagi laboratorium dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu laboratorium bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4.      Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu laboratorium untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu laboratorium yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu laboratorium yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
A.    Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri  adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. 

Sel B: Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

Sel D: Damage Control Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan

B.     Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT                            
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1.      Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.  Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
2.      Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.


 
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada  pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Pengukuran Pencahayaan Menggunakan Aplikasi Lux Meter

KLIK LINK DI BAWAH INI https://drive.google.com/file/d/1-IPo8lmvuKe7BubtZSipJaqtahhl1n2N/view?usp=drivesdk