"Keselamatan Kerja Laboratorium"
1.
Jenis –
Jenis Bahaya di Laboratorium
Bahaya adalah sumber, situasi, atau
tindakan yang dapat berpotensi menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi
keduanya. Bekerja di laboratorium mengandung bahaya berupa
kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran,
kesakitan, kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan
laboratorium. Untuk menghindari dan meminimalkan
kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi
bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya
pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin
terjadi.
Secara
umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari
berbagai faktor, antara lain : 1) faktor teknis, yaitu potensi
bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari
pekerjaan itu sendiri; 2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya
yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari
proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3)faktor
manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila
manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan
yang prima baik fisik maupun psikis.
Jenis-jenis
Bahaya dalam Laboratorium
Menurut Nuryani R (2005: 142) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium
diantaranya adalah;
a. Kebakaran, sebagai akibat
penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik,
aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
b. Ledakan, sebagai akibat reaksi
eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
c. Keracunan bahan kimia yang
berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d. Iritasi yaitu peradangan pada
kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan
bahan-bahan korosif.
e. Luka pada kulit atau mata akibat
pecahan kaca, logam, kayu dll
f. Sengatan listrik.
Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dapat dikategorikan sebagai berikut:
A.
Bahan Kimia
Meliputi bahan mudah terbakar,
bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya.
Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri maupun
laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya yang berbahaya
maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya. Beberapa langkah yang harus
ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara
pengatasan, penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di laboratorium,
pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi, disposal, prosedur
keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan.
Bahan kimia dapat menyebabkan
kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun), serapan pada kulit
(cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan. Bahan
kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu, bahan kimia
yang eksplosif (oksidator, logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa
tidak stabil secara termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah
terbakar). Bahan kimia yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah,
asam organik kuat, asam organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut
organik). Bahan kimia yang merusak paru-paru (asbes), bahan kimia beracun, dan
bahan kimia karsinogenik (memicu pertumbuhan sel kanker), dan teratogenik.
· Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan
diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan
pingsan
atau kematian dalam waktu singkat.
Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu yang
lama, akibat
penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh
menghirup
udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan
kerusakan
dalam darah.
· Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat kontak
dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll.
· Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan alat gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan
atau mata karena pecahan kaca.
·
Luka
bakar atau
kebakaran
disebabkan
kurang hati-hati
dalam menangani pelarut- pelarut organik yang mudah terbakar,
seperti eter dan etanol. Hal yang sama dapat
diakibatkan oleh
peledakan
bahan
reaktif peroksida dan
perklorat.
B. Aliran
Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya
yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan
kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
(1).
Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika
penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
(2).
Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan
dari peralatan.
(3).
Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk
menghindari kecelakaan kerja.
(4).
Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang
memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga
dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.
(5).
Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak
membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang
spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
(6).
Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator
sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen listrik.
(7).
Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak.
Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah
terbakar.
(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan
memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah
menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak.
C. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari
peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang digunakan oleh
material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan,
atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra
merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet
juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.
D. Mekanik
Walaupun industri dan laboratorium
modern lebih didominasi oleh peralatan yang terkontrol oleh komputer, termasuk
di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun demikian kerja mekanik masih
harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian
peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan
prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja
seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.
E. Api
Hampir semua laboratorium atau
industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai variasi penggunaan termasuk
proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering
digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah
terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol,
etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain.
Sumber api yang lain dapat berasal
dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang
mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain.
Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas
bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer
dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium.
Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari
kertas, kayu, atau plastic yang terbakar
2. Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat
mudah terbakar dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum
yang digunakan di laboratorium.
3. Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan
listrik
4. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam
mudah menyala seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium.
Jika terjadi
kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan
harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam
kebakaran yang dapat digunakan adalah:
1. Air (water extinguisher); Sangat
cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B, C, dan D.
2. Uap air (watermist extinguisher);
Sangat cocok untuk api kelas A dan C
3. Bahan kimia kering (dry chemical
extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A, B, dan C dan merupakan
pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical
extinguisher yang digunakan adalah:
a) Untuk api kelas B dan C, bahan
kimia yang digunakan mengandung natrium atau kalium karbonat
b) Untuk api kelas A, B, dan C,
bahan kimia yang digunakan mengandung ammonium fosfat
4. Karbondioksida (CO2
extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman kebakaran dari
karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan
zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari
listrik.
5. Personal Protective Equipment
(PPE); Perlengkapan pelindung individu (personal protective equipment) yang
umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu
pengaman, dan pelindung mata.
F. Suara (kebisingan)
Sumber kecelakaan kerja yang satu
ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik industri kecil,
menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi
pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan
yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi
mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan
kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para
pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan
tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk
menjamin keselamatan kerja.
G. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Ada banyak jenis kejadian skala besar dan situasi sensitif yang bisa
mempengaruhi perusahaan atau lembaga sampai ketingkat operasional
perusahaan,misalnya :
1) Kebakaran
2) Banjir
3) Gempa Bumi
4) Pemadaman Listrik
5) Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
6) Peneliti atau penelitian berbau politis atau kontroversi
7) Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium
8) Hilangnya data atau sistem komputer
H.
Pelanggaran Keamanan
Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi ;
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi
Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi ;
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi
1) Pencurian
atau penyalah gunaan bahan kimia untuk kegiatan ilegal
2) Pelepasan
bahan kimia berbahaya secara sengaja atau tidak
3)
Eksperimentasi laboratorium secara tidak sah
I.
Bahaya Hayati
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang menangani
mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme. Bahaya bahaya ini
muncul biasanya muncul di laboratorium penelitian kimia dan penyakit menular,
dan tidak menutup kemungkinan muncul di laboratorium mikrobiologi.
J. Limbah Berbahaya
Hampir
setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah bahan yang dibuang atau
hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya. Limbah juga
meliputi item seperti bahan bekas laboratorium sekali pakai, media filter,
larutan cair, dan bahan kimia berbahaya.
Limbah
dianggap berbahaya jika memiliki salah satu sifat berikut ini :
1) Bisa
menyulut api
2) Korosif
3) Reaktif
4) Beracun
K. Bahaya Fisik
Beberapa
kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko fisik bagi petugas karena zat atau
peralatan yang digunakan, seperti misalnya:
1) Gas yang
dimampatkan
2) Kriogen
tidak mudah menyala
3) Reaksi
tekanan tinggi
4) Kerja
vakum
5) Bahaya
frekuensi radio dan gelombang mikro
6) Bahaya
listik
2. Simbol Keselamatan di
Laboratorium
Penyebab terjadinya kecelakaan di laboratorium bisa berasal
dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Padahal ada simbol-simbol yang
menerangkan keterangan / arti pada simbol-simbol tersebut. Apa yang harus
dilakukan pada saat terjadi kecelakaan, tidak dapat dirumuskan dalam kalimat
yang sederhana. Guru harus menekankan kepada siswa bahwa mereka harus
melaporkan sesegera mungkin semua kecelakaan, untuk mendapatkan perlakukan yang
tepat dan memungkinkan guru untuk melakukan penyelidikan.Untuk menciptakan keselamatan
kerja ketika beraktivitas di laboratorium , kita harus mengikuti aturan
keselamatan sebagai berikut:
Simbol
Keselamatan Kerja di Laboratorium dan artinya:
1. Selalu mohon ijin kepada guru untuk
memulai aktivitas.
2. Pelajari prosedur yang akan kita
lakukan. Bila ada yang belum paham, tanyakan kepada guru. Pahamilah beberapa
simbol keselamatan (Gambar diatas) yang ditunjukkan pada berbagai tempat di
laboratorium, misalnya di botol zat kimia atau bahan lain.
3. Gunakan alat-alat keselamatan untuk
melindungi diri, misalnya kacamata atau jas laboratorium.
4. Jika kamu memanaskan tabung reaksi,
jangan arahkan mulut tabung ke arahmu atau temanmu.
5. Jangan pernah makan atau minum di
dalam laboratorium. Jangan sekali-kali menghirup atau mengecap zat kimia.
6. Jika kamu menumpahkan zat kimia,
segera bersihkan dengan air. Laporkan segera kepada gurumu.
7. Kenalilah tempat alat-alat yang
diperlukan untuk keperluan darurat seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, mantel
api, semprotan keselamatan, dan alarm kebakaran. Jauhkan semua bahan dari api.
8. Bagi yang berambut panjang, ikatlah
rambutmu ke belakang.
9. Jika terjadi kebakaran di dalam
kelas atau jika baju terjilat api, padamkanlah dengan mantel kebakaran atau
semprotkan dengan penyemprot keselamatan bila ada. Jangan langsung lari
meninggalkan api.
10. Laporkan setiap kecelakaan sekecil
apapun kepada gurumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar