Senin, 19 November 2018

Keselamatan Kerja di Laboratorium


"Keselamatan Kerja Laboratorium"
1.     Jenis – Jenis Bahaya di Laboratorium
Image result for kecelakaan di laboratorium
Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi keduanya. Bekerja di laboratorium mengandung bahaya berupa kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran, kesakitan, kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan laboratorium. Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain : 1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri; 2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir; 3)faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

Jenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium
Menurut Nuryani R (2005: 142) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah;
a. Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
b. Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
c. Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d. Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e. Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f. Sengatan listrik.

Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat dikategorikan sebagai berikut:
A. Bahan Kimia
Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya yang berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di laboratorium, pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi, disposal, prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan.
Bahan kimia dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun), serapan pada kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan. Bahan kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu, bahan kimia yang eksplosif (oksidator, logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa tidak stabil secara termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah terbakar). Bahan kimia yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah, asam organik kuat, asam organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organik). Bahan kimia yang merusak paru-paru (asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia karsinogenik (memicu pertumbuhan sel kanker), dan teratogenik.
·      Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat yang dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat.  Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktyang lama, akibat  penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus. Contoh menghirup udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah.
·      Iritasi dapat berupa luka, atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asam sulfat, gas klor, dll.
·      Luka kulit dapat terjadi sebagai akibat bekerja dengan alat gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata karena pecahan kaca.
·      Luka  bakar  atau  kebakaran  disebabkan  kurang  hati-hati  dalam  menangani  pelarut- pelarut organik yang mudah terbakar, seperti eter dan etanol. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksida dan perklorat.

B.  Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.
(4). Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.
(5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
(7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.
(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak.

C. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.

D. Mekanik
Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.

E. Api
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang terbakar
2. Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
3. Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
4. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium.

Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
1. Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B, C, dan D.
2. Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C
3. Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A, B,  dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
a) Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung natrium atau kalium karbonat
b) Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung ammonium fosfat
4. Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
5. Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung individu (personal protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.

F. Suara (kebisingan)
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja.

G. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Ada banyak jenis kejadian skala besar dan situasi sensitif yang bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga sampai ketingkat operasional perusahaan,misalnya :
1) Kebakaran
2) Banjir
3) Gempa Bumi
4) Pemadaman Listrik
5) Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
6) Peneliti atau penelitian berbau politis atau kontroversi
7) Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium
8) Hilangnya data atau sistem komputer

H. Pelanggaran Keamanan
Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi ;
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi
1) Pencurian atau penyalah gunaan bahan kimia untuk kegiatan ilegal
2) Pelepasan bahan kimia berbahaya secara sengaja atau tidak
3) Eksperimentasi laboratorium secara tidak sah

I.     Bahaya Hayati 
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme. Bahaya bahaya ini muncul biasanya muncul di laboratorium penelitian kimia dan penyakit menular, dan tidak menutup kemungkinan muncul di laboratorium mikrobiologi.

J. Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya. Limbah juga meliputi item seperti bahan bekas laboratorium sekali pakai, media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya.
Limbah dianggap berbahaya jika memiliki salah satu sifat berikut ini :
1) Bisa menyulut api
2) Korosif
3) Reaktif
4) Beracun



K. Bahaya Fisik
Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko fisik bagi petugas karena zat atau peralatan yang digunakan, seperti misalnya:
1) Gas yang dimampatkan
2) Kriogen tidak mudah menyala
3) Reaksi tekanan tinggi
4) Kerja vakum
5) Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro
6) Bahaya listik

2. Simbol Keselamatan di Laboratorium
Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium dan artinya

Penyebab terjadinya kecelakaan di laboratorium bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri seseorang. Padahal ada simbol-simbol yang menerangkan keterangan / arti pada simbol-simbol tersebut. Apa yang harus dilakukan pada saat terjadi kecelakaan, tidak dapat dirumuskan dalam kalimat yang sederhana. Guru harus menekankan kepada siswa bahwa mereka harus melaporkan sesegera mungkin semua kecelakaan, untuk mendapatkan perlakukan yang tepat dan memungkinkan guru untuk melakukan penyelidikan.Untuk menciptakan keselamatan kerja ketika beraktivitas di laboratorium , kita harus mengikuti aturan keselamatan sebagai berikut:
Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium dan artinya:
1.    Selalu mohon ijin kepada guru untuk memulai aktivitas.
2.    Pelajari prosedur yang akan kita lakukan. Bila ada yang belum paham, tanyakan kepada guru. Pahamilah beberapa simbol keselamatan (Gambar diatas) yang ditunjukkan pada berbagai tempat di laboratorium, misalnya di botol zat kimia atau bahan lain.
3.    Gunakan alat-alat keselamatan untuk melindungi diri, misalnya kacamata atau jas laboratorium.
4.    Jika kamu memanaskan tabung reaksi, jangan arahkan mulut tabung ke arahmu atau temanmu.
5.    Jangan pernah makan atau minum di dalam laboratorium. Jangan sekali-kali menghirup atau mengecap zat kimia.
6.    Jika kamu menumpahkan zat kimia, segera bersihkan dengan air. Laporkan segera kepada gurumu.
7.    Kenalilah tempat alat-alat yang diperlukan untuk keperluan darurat seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, mantel api, semprotan keselamatan, dan alarm kebakaran. Jauhkan semua bahan dari api.
8.    Bagi yang berambut panjang, ikatlah rambutmu ke belakang.
9.    Jika terjadi kebakaran di dalam kelas atau jika baju terjilat api, padamkanlah dengan mantel kebakaran atau semprotkan dengan penyemprot keselamatan bila ada. Jangan langsung lari meninggalkan api.
10.  Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada gurumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Pengukuran Pencahayaan Menggunakan Aplikasi Lux Meter

KLIK LINK DI BAWAH INI https://drive.google.com/file/d/1-IPo8lmvuKe7BubtZSipJaqtahhl1n2N/view?usp=drivesdk