Pencemaran
laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk
hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau
seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat
laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi
semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju,
sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan
terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain
adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan sampah dari
transportasi darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan pestisida
dari pertanian.
Namun, sumber
utama pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker.
Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan
minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan
oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang menyebabkan
lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak dari lepasnya crude
oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar
tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat
berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran
tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan
penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan kematian.
Menurut
Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal dari:
1.
Operasi Kapal Tanker
2. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
3. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
4. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
5. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
6. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
7. Sumber di Darat (cairan yang mengandung hydrocarbon \ perkantoran & industri )
8. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan)
2. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
3. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
4. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
5. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
6. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
7. Sumber di Darat (cairan yang mengandung hydrocarbon \ perkantoran & industri )
8. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan)
Pengaruh minyak pada biota
laut
Menurut
Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe,
minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak
yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada
pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan air
tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang
berada pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas cahaya
matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat
memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka
secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut
karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Sementara
pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit
hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme
interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan
organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika
minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan
terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami
hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah
intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan
berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan secara
alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat ketika
gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat cepat.
Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang
sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga,
karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar
perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah
laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah
tersebut.
Dampak dari Pencemaran Minyak
di Laut
Komponen
minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air
laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di
dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai.
Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi,
perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton,
bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.
Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada
telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada
lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh
pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka
panjang.
1.
Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat
merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan
berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan
beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak
menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon
dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
2.
Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota
muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa
minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat
terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat
dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi,
akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya.
Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar,
hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran
laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan
kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di
sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah
lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak.
Menurut
Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari
atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat
tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak
yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun
dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat
mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain
itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak
di permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona
euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan
terputus. Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi substrat, selain
akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada
tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran
minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh
terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2,
dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar
berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan
pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan
mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna
yang hidup berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan,
udang, dan biota lainnya.
Usaha untuk menjaga pencemaran laut
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar