Pencemaran Udara dan Zat Pencemarannya
I.
Pendahuluan
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh
berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan
makhluk
hidup maupun benda
mati.
Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan
bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Pencemaran udara pada saat ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan,
karena
didukung oleh perkembangan dunia industri, banyaknya manusia yang tinggal didunia ini dapat menjadikan
pencemaran udara semakin meningkat. Terlebih-lebih di Indonesia,
pencemaran udara di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran asap
kendaraan bermotor
menjadi sumber yang paling utama pencemaran udara di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan jumlah pepohonan
yang ada di
Indonesia mejadi salah satu penghambat
terjadinya pertukaran udara di Indonesia, sifat
konsumtif masyarakat Indonesia menjadikan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia menjadi banyak dan
dapat dipastikan mejadikan hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap
tingginya pencemaran udara di Indonesia. Illegal logging
menjadi salah satu hal yang
sangat perngaruh
terhadap pencemaran
udara di Indonesia, kasus illegal logging yang meningkat dan juga kurangnya lahan diperkotaan menjadi sumber utama masalah udara
di Indonesia. Efek dari pencemaran udara juga sudah dapat dirasakan pada saat ini, banyaknya penyakit yang bersumber
dari udara, peningkatan jumlah pengidap ispa dan juga bertambahnya
jumlah orang yang tua sebelum waktunya menjadi efek negatif dari
pencemaran udara.
II. Jenis dan Sumber Pencemaran Udara
Secara umum, terdapat 2 sumber
pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal
6 jenis zat pencemar
udara utama yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx),
oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida
fotokimia, termask ozon. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi suara, panas, radiasi, polusi cahaya dan
limbah pabrik
yang menguap dianggap sebagai polusi
udara. Sifat
alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Pencemaran primer
b. Pencemaran sekunder
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida
adalah salah satu contoh pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan
ozon
dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder. Atmosfer merupakan
sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan
ini
pertumbuhan
keprihatinan akan
efek
dari
emisi
polusi
udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global
(global warming) dan deplesi
ozon
di stratosfer semakin meningkat.
Di Indonesia, kurang
lebih 70% pencemaran udara disebabkan
oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun
terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended
particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon
(HC), karbon monoksida
(CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended
particulate matter
(SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara Jakarta.
Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan
sumber
utama
dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat
di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100
kali dari ambang batas.
Pencemaran udara
yang diakibatkan oleh
kegiatan manusia,
sumber
alami, sumber lainnya dan jenis-jenisnya.
1) Pencemaran udara dari kegiatan manusia
• Transportasi
• Industri
• Pembangkit listrik
• Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
2) Pencemaran udara dari sumber alami :
• Gunung
berapi
• Rawa-rawa
• Kebakaran hutan
• Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3) Pencemaran udara dari sumber-sumber lain :
• Transportasi amonia
• Kebocoran tangki klor
• Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir
sampah
• Uap pelarut organik
4) Jenis-jenis pencemar :
• Karbon monoksida
• Oksida
nitrogen
• Oksida
sulfur
• CFC
• Hidrokarbon
• Ozon
• Volatile Organic Compounds
• Partikulat
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan
70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
a. Sepeda motor 270%
b. Mobil penumpang 177%
c. Mobil barang 176%
d. Bus 138%
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor kendaraan bermotor mengeluarkan.
zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb). Kendaraan bermotor menyumbang hampir
100% timbal.
III. Bahaya Efek Gas Pencemaran Udara antara lain sebagai berikut :
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon
monoksida (CO) merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa
dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC, berat jenis sedikit
lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara).
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman
kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila
dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan
mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya
karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. (6)
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah,
tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon
11
monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal
di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang
menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO
dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun.
Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang
menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari
sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. (5)
Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh
pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin.
Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas
metana oleh radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan
tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan oleh bensin. Pada
jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai
50 -100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip
dengan padatnya lalu lintas, tetapi korelasi negatif dengan kecepatan
angin. Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama hanya
kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal hidroksil, HO
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon
monoksida (CO) merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa
dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC, berat jenis sedikit
lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara).
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman
kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila
dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan
mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya
karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. (6)
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah,
tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon
11
monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal
di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang
menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO
dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun.
Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang
menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari
sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. (5)
Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh
pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin.
Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas
metana oleh radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan
tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan oleh bensin. Pada
jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai
50 -100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip
dengan padatnya lalu lintas, tetapi korelasi negatif dengan kecepatan
angin. Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama hanya
kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal hidroksil, HO
a. Gas CO /
Karbon Monoksida
Asap kendaraan merupakan
sumber
utama bagi karbon monoksida
di berbagai
perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar
terutama berasal dari Angkutan Umum . Formasi CO merupakan fungsi dari rasio
kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran
di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang
baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada
mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan
emisi CO. Karbon monoksida
yang meningkat di berbagai
perkotaan dapat
mengakibatkan turunnya berat janin
dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.
Karena itu strategi penurunan kadar
karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida
menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor. Karbon monoksida
adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk
manusia. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya.
Pada kasus darah yang tercemar karbon monoksida
dalam kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian.
b. Gas CO2 /
Karbon Dioksida
Karbon dioksida adalah zat gas yang mampu meningkatkan
suhu pada suatu lingkungan sekitar kita yang disebut juga sebagai efek rumah kaca. Dengan begitu maka temperatur
udara di daerah yang tercemar CO2 itu akan naik dan otomatis suhunya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu, dan
titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun
tidak dapat melepaskan panas ke luar awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup.
c. Gas NO dan NO2
Sampai tahun 1999 NOx yang
berasal dari alat transportasi
laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000
ton/tahun). NOx terbentuk atas
tiga
fungsi yaitu Suhu
(T),
Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2) atau NOx
= f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan
terbentuknya NOx, yaitu:
1) Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)
Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO +
NO2).
2) Prompt Nox
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
3) Fuel Nox
NOx formasi ini
terbentuk
karena kandungan
N dalam bahan bakar. Kira-kira
90% dari
emisi NOx adalah
disebabkan
proses thermal NOx,
dan tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang
biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada
di
udara yang
dihirup oleh
manusia
dapat
menyebabkan kerusakan
paru-paru. Setelah bereaksi dengan
atmosfir
zat
ini
membentuk
partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam
paru-paru.
Gas-gas di atas akan dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan dari
mulai yang ringan hingga yang berat
IV. Efek Positif
dan Negatif
dari Penecemaran Udara
a. Efek Negatif
1) Dari segi kesehatan dampak pencemaran udara oleh debu bisa
menyebabkan
penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit saluran pernapasan lainnya. Sedangkan dampak pencemar udara oleh zat kimia seperti Karbon Monoksida bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada hemoglobin
(metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah).
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran
besar dapat tertahan di saluran
pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru.
Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga
2001 terdapat pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor
di Indonesia
sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas
buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari
penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb
yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota
dengan kadar polutan/partikulat
tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico
City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu
kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus
kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan
sesuai standar
WHO,
diperkirakan
akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat;
600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang
hilang akibat penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang
kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan
kesehatan (health cost)
akibat
polusi udara
di
Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
2) Dari segi ekonomi dampak pencemaran udara yaitu dengan hasil kajian Bank Dunia menemukan
dampak ekonomi akibat pencemaran udara di Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun yang pada
2015 akan mencapai Rp 4,3 trilyun.
3) Dari segi sosial pencemaran sangat merugikan, orang-orang sudah tidak dapat menikmati udara sehat lagi, setiap hari harus bertemu dengan asap, aktifitas sosial
juga
terhambat dan lain-lain.
4) Dari segi pendidikan pencemaran udara dapat mempengaruhi tingkat belajar para
pelajar, mereka terhambat dalam hal berfikir dan juga dalam menyelesaikan suatu
permasalahan
5) Dari segi pertanian dan perkebunan pencemaran udara juga sangat perpengaruh,
kurangnya
lahan hijau
yang menjadi
tempat
pohon-pohon
untuk melakukan proses fotosintesis
karena Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya
dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam menjadikan sirkulasi udara kita
berkurang, dan mejadika udara kotor
dan tidak baik untuk
kita hirup.
6)
Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.
Pencemar udara
seperti
SO2 dan
NO2
bereaksi
dengan
air
hujan membentuk
asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain :
· Mempengaruhi kualitas air permukaan
· Merusak tanaman
· Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
· Bersifat korosif
sehingga merusak material dan bangunan
7)
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2,
CFC, metana, ozon,
dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
oleh permukaan
bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer
dan menimbulkan fenomena
pemanasan global.
Dampak
dari pemanasan global tersbut antara lain :
· Pencairan es di kutub bumi, yang berefek naiknya permukaan air laut
· Perubahan iklim regional dan global
· Perubahan siklus hidup flora dan fauna
8)
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami
bumi yang
berfungsi
memfilter
radiasi
ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon
(O3) terjadi secara alami di stratosfer.
Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul
ozon
lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk
lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit
serta penyakit pada tanaman.
Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran
udara terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter
adalah beberapa parameter polusi udara
yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar.
b.
Efek Positif
Ternyata selain menimbulkan dampak yang negative terdapat pula efek positif dari terjadinya pencemaran udara. Hal itu antara lain :
1) Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan alam
2) Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli linkungan
3) Munculnya ide untuk menciptakan alat
pembersih udara (air purifier)
c. Solusi mengurangi pencemaran udara
Untuk melindungi
masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka perlu dilakukan
usaha-usaha sebagai berikut, antara lain :
· Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari
udara, seperti bahan
bakar gas atau bahan
bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor yang sisa pembakarannya
lebih banyak, sebaiknya menggunakan
jalan- jalan di pinggir kota.
· Melakukan penghijauan
kota, karena
tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan oksigen pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Oleh
alam, hujan yang turun menyebabkan kotoran di udara berkurang dan angin akan
menyebabkan kotoran di udara tersebar luas, sehingga tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.
IV. Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
a. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan
PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh.
Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan
perawatan rumah sakit tidak hanya
pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia),
namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-
anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga
pada daerah dengan kepadatan lalu
lintas/polusi
udara yang tinggi
biasanya
morbiditas penyakit pernapasan
(pada anak dan lanjut usia) dan penyakit
jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat
memicu
inflamasi paru
dan sistemik serta
menimbulkan
kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction)
yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner.
Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya
kanker (paru ataupun leukemia)
dan
kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow
up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10)
juga
dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.
b. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi
fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile
organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan
pada paru dan
menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan
jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis
paru. Penelitian epidemiologis
pada manusia menunjukan
pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan
jumlah
eksaserbasi/serangan asma.
c. Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100
ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang
diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10
menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas.
d.
Karbon Monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai
perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar
terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran
di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar
terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida
yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida
akan
tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida
menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan
bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
e. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di
udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru
yang disebut
plycyclic aromatic
hidrocarbon
(PAH) yang banyak
dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru
akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
f. Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna
hijau dengan bau sangat menyengat. Berat
jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen
khlorida yang
toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang
dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan
iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru
dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat
korosif dan menyebabkan iritasi dan
peradangan. Gas khlorin juga dapat
mengalami
proses oksidasi dan
membebaskan oksigen seperti
pada
proses yang
terjadi di bawah ini.
g. Partikulat Debu (TSP)
Pada
umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan
ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron
tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu
saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
h. Timah Hitam (Pb)
Gangguan
kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari
protein yang menyebabkan
pengendapan protein dan menghambat pembuatan
haemoglobin,
Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan
sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi
lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
i. Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur
oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan Sulfur trioksida
(SO3), yang
keduanya disebut
sulfur oksida
(SOx). Pengaruh
utama polutan
SOx
terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa
iritasi tenggorokan
terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu
yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita
yang mengalami penyakit khronis
pada sistem pernafasan kadiovaskular.
V. Kesimpulan
Pencemaran udara dapat berasal dari udara itu sendiri, asap kendaraan bermotor,
asap
pabrik, efek rumah kaca adalah sumber-sumber
pencemaran udara. Berbagai zat kimia
yang berbahaya dapat merusak kesehatan kita, penyakit-penyakit dapat timbul karena
efek
pencemaran udara.
Selain penyakit, dari
segi ekonomi, pendidikan dan sosial
budaya
penecemaran udara dapat memberikan
efek negatif, dan memberikan hal yang tidak baik untuk
masa depan negara kita.
Maka dari itu perlu adanya perubahan peraturan dari pemerintah dalam hal pengaturan
pengelolaan limbah pabrik dan jumlah kendaraan bermotor.
Jumlah kendaraan bermotor yang semakin
banyak diiringi oleh jumlah masyarakat yang
semakin banyak dapat
memperparah pencemaran udara.
Usaha yang keras juga
harus juga
dimiliki oleh warga negara, karena tanpa usaha tersebut maka walaupun pemerintah berusaha yang keras tidak akan memberikan hasil
yang maksimal sehingga dapat menyegarkan bumi kita kembali seperti dulu kala
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar