PENCEMARAN
PARTIKULAT
PENDAHULUAN
Udara merupakan faktor yang penting
dalam kehidupan,
namun dengan meningkatnya
pembangunan
fisik kota dan pusat – pusat industri,
kualitas udara telah mengalami
perubahan.
Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Keadaan ini apabila
tidak segera di tanggulangi dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan, serta tumbuhan.
Perubahan lingkungan udara disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar
(berbentuk gas – gas dan partikel
kecil / aerosol) kedalam udara. Zat pencemar masuk kedalam
udara dapat secara alamiah (asap kebakaran hutan, akibat
gunung berapi, debu meteorit, dan pancaran garam
dari laut) dan aktivitas manusia (transportasi,
industri pembuangan sampah). Konsentrasi
pencemaran udara di beberapa kota besar
dan
daerah industri Indonesia menyebabkan adanya gangguan pernafasan, iritasi pada mata dan telinga, timbulnya penyakit tertentu serta gangguan
jarak
pandang.
Sumber Pencemar Udara
Sumber
pencemaran dapat merupakan kegiatan
yang bersifat alami
dan kegiatan antropogenik. Contoh sumber alami adalah akibat
letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
dekomposisi
biotik, debu, spora tumbuhan
dan lain sebagainya.
Pencemaran
akibat
kegiatan manusia secara kuantitatif
sering lebih besar, misalnya
sumber
pencemar
akibat aktivitas transportasi, industri, persampahan baik akibat proses
dekomposisi ataupun pembakaran dan rumah tangga .
Pencemaran
udara
akibat kegiatan transportasi
yang sangat
penting adalah akibat
kendaraan bermotor di
darat yang
menghasilkan
gas CO,
Nox, hidrokarbon, SO2 dan Tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan
kedalam bensin berkualitas rendah
untuk
meningkatkan nilai oktan guna mencegah
terjadinya letupan pada mesin. Parameter penting akibat aktivitas ini adalah CO, Partikulat,
NOx, HC, Pb
, dan
SOx.
Emisi pencemaran udara oleh industri sangat tergantung dari jenis industri dan prosesnya, peralatan industri dan utilitasnya. Berbagai industri dan pusat
pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga dan
panas yang berasal dari pembakaran arang dan bensin. Hasil
sampingan dari pembakaran adalah
SOx, asap dan bahan
pencemar lain.
Proses pembakaran
sampah
walaupun skalanya kecil sangat berperan
dalam menambah jumlah
zat pencemar diudara terutama debu dan hidrokarbon. Hal penting
yang perlu diperhitungkan dalam emisi pencemaran
udara oleh sampah adalah emisi partikulat
akibat pembakaran, sedangkan emisi dari proses
dekomposisi yang
perlu diperhatikan
adalah emisi HC dalam bentuk
gas metana.
Jenis Pencemar Udara
Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar dapat berupa:
a. Partikel
(debu,
aerosol, timah hitam)
b. Gas
(CO, NOx, SOx, H2S dan HC)
c. Energi (suhu
dan kebisingan).
Berdasarkan dari
kejadian, terbentuknya
pencemar terdiri
dari
:
a. Pencemar primer (yang diemisikan langsung dari
sumbernya)
b. Pencemar sekunder (yang terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai zat)
Pola emisi akan
menggolongkan pencemar dari sumber titik (point source), sumber garis (line source) dan
sumber area (area
source). Dilihat secara kimiawi,
banyak sekali macam
bahan pencemar tetapi yang biasanya menjadi perhatian adalah pencemar utama
(major air pollutans)
yaitu golongan oksida karbon
(CO, CO2) , oksida
belerang (SO2,
SO3) dan
oksida nitrogen (N2O, NO, NO3) senyawa hasil reaksi
fotokimia, partikel
(asap, debu, asbestos, metal, minyak, garam
sulfat), senyawa inorganik ( HF,
H2S,NH3,H2SO4,HNO3), hidrokarbon (CH4, C4H10) unsur radio aktif
(titanium,
Radon),
energi panas (suhu, kebisingan).
Gas diudara dengan reaksi fotokimia dapat membentuk bahan
pencemar sekunder, misalnya
peroxyl radikal dengan oksigen akan membentuk ozon dan nitrogen dioksida berubah menjadi nitrogen monoksida
dengan oksigen
dan sebagainya.
Pemaparan terhadap manusia
pada umumnya melalui pernafasan dan cara penanggulangannya terutama dengan mengurangi
pembebasan bahan
pencemar secara langsung
keudara, misalnya dengan menggunakan “ gas scrubber “,
alat tambahan pada knalpot dan lain – lain.
Partikel dengan ukuran antara
0,01 – 5 μm merupakan sumber pencemar udara
yang utama
karena keadaanya tidak terlihat secara nyata dan terus
berada pada atmosfer untuk
waktu yang cukup lama.
Dampak
negatif
dari
bahan – bahan
ini
biasanya berupa gangguan
pada bahan – bahan
bangunan, tanaman, hewan serta manusia .
Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran
udara pada
dasarnya berbentuk partikel (debu, aerosol, timah hitam) dan gas (CO,
NOx, SOx, H2S, hidrokarbon). Udara yang tercemar
dengan partikel
dan gas ini dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan
jenisnya, tergantung
dari macam, ukuran
dan komposisi kimiawinya . Gangguan tersebut
terutama terjadi pada fungsi
faal dari organ tubuh
seperti paru – paru dan pembuluh darah atau menyebabkan
iritasi pada mata dan
kulit.
Pencemaran udara
karena partikel debu biasanya menyebabkan
penyakit pernafasan kronis seperti
bronchitis
khronis, emfisema (penggelembungan rongga atau jaringan karena
gas atau
udara
didalamnya;
busung angin), paru, asma bronkial dan
kanker paru. Pencemar gas yang terlarut dalam udara
dapat langsung masuk kedalam tubuh sampai ke paru – paru yang
pada akhirnya diserap oleh sistem
peredaran darah
.
Kadar timah (Pb) yang tinggi di udara dapat
mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan dini
mulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi enzim untuk
pembentukan
sel
darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan
lainnya seperti
anemia , kerusakan
ginjal, dan lain –
lain. Sedangkan
keracunan Pb bersifat akumilatif. Keracunan gas CO timbul
akibat
terbentuknya karboksihemoglobin
(COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibandingkan
dengan oksigen (O2) terhadap Hb menyebabkan fungsi
Hb untuk membawa oksigen
keseluruh tubuh menjadi terganggu. Berkurangnya
penyediaan oksigen kedalam tubuh akan membuat
sesak nafas, dan
dapat menyebabkan kematian,
apabila tidak segera mendapat udara
segar .
Bahan pencemar SOx, NOx,H2S dapat
merangsang saluran pernafasan yang
mengakibatkan iritasi dan peradangan.
Peraturan
Perundangan
Upaya pengendalian
pencemaran lingkungan
khususnya udara saat ini masih bersifat sektoral,
baik legislatif maupun institusinya. Peraturan perundangan
dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan pencemaran yang
bersifat nasional adalah
undang
– undang no. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan
Pokok
Pengelolaan lingkungan
Hidup.
Beberapa peraturan tentang upaya
pengendalian pencemaran misalnya yang diterapkan untuk:
Sektor industri, Sektor
pertambangan, Sektor
transportasi, Teknologi pengendalian
pencemaran
Upaya teknologi pengendalian
pencemaran udara
dapat dilakukan melalui: Pengendalian pada
sumbernya, meliputi pengendalian pencemaran debu/partikel,
gas,
dan
buangan kendaraan bermotor
Pengendalian lingkungan,
usaha pengendslisn
pencemaran perlu dilengkapi dengan usaha teknik pengendalian agar
sesuai
dengan
fungsinya.
Partikel
Polutan udara
primer,
yaitu
polutan
yang mencakup 90 % dari jumlah polutan udara seluruhnya apat
dibedakan menjadi
lima
kelompok sebagaiberikut:
a) Karbon monoksida ( CO )
b) Nitrogen oksida
( NOx)
c) Hidrokarbon ( HC)
d) Sulfur Dioksida
( SOx)
e) Partikel
Sumber polusi yang utama berasal
dari traspotasi, 60
% dari polutan yang dihasilkan terdiri
dari karbonmonoksida
dan sekitar 15 % hidrokarbon.
Toksisitas kelima kelompok polutan tersebut berbeda – beda, di
bawah ini menyajikan toksisitas
relatif masing – masing kelompok
polutan
tersebut. Ternyata polutan yang
paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel – partikel, diikuti berturut –
turut NOx, SOx,
Hidrokarbon dan yang paling rendah toksisitasnya adalah
karbonmonoksida.
Sifat
fisis partikel yang penting adalah
ukurannya, yang berkisar antara diameter 0,0002 mikron sampai sekitar 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikel mempunyai umur dalam bentuk tersuspensi di
udara antara beberapa detik sampai
beberapa bulan.
Umur partikel tersebut dipengaruhi
oleh kecepetan pengendapan yang
ditentukan dari ukuran
dan
densitas partikel serta aliran
udara. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat hubungan antara
velositas pengendapan dengan ukuran partikel
jika diasumsi densitas sama.
Sifat partikel lainnya yang penting adalah kemampuannya sebagi tempat adsorbsi (sorbsi secara fisik) atau kimisorbsi (sorbsi disertai dengan interaksi kimia).
Sifat ini
merupakan
fungsi
luas permukaan yang
pada umunya luas untuk kebanyakan
partikel. Sifat lainnya adalah sifat
optiknya . Partikel yang mempunyai diameter
kurang dari
0,1
mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang gelombang sinar , sehingga
partikel – partikel tersebut mempengaruhi sinar
seperti halnya molekul
molekul dan menyebabkan refraksi.
Demikian sebaliknya untuk
partikel yang ukurannya lebih dari satu
mikron. Sifat optik ini penting dalam menentukan pengaruh
partikel
atmosfer
terhadap radiasi dan visibilitas
solar dan energi.
Sumber Polusi
Partikel
Berbagai proses alami,
mengakibatkan penyebaran partikel diatmosfer, misalnya letusan volkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin.
Aktivitas manusia juga berperan
dalam penyebaran partikel, misalnya dalam
bentuk partikel
–
partikel
debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap
dari proses
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu
arang. Sumber
partikel yang utama yaitu pembakaran bahan bakar
dari sumbernya, dikuti
oleh proses-proses
industri.
Hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya adalah, untuk partikel
dengan
diameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses – proses mekanis seperti erosi
angin , penghancuran dan penyemprotan. Pelindasan benda- benda
oleh kendaraan atau pejalan kaki. Partikel yang berukuran diameter diantara 1 – 10 mikron biasanya termasuk
tanah, debu, dan produk – produk
pembakaran dari industri
lokal , dan pada tempat
– tempat
tertentu juga terdapat garam laut.
Partikel yang mempunyai
diameter antara 0,1 – 1 mikron berasal
dari sumber – sumber kebakaran.
Pengaruh Partikel
Terhadap Lingkungan
Pengaruh partikel terhadap tanaman. Pengaruh partikel terhadap tanaman terutama
adalah dalam bentuk debunya, dimana debu–debu tersebut jika
bergabuing
dengan uap air atau air hujan akan
membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun
dan tidak dapat
tercuci dengan air hujan kecuali digosok.
Lapisan kerak tersebut akan
menganggu proses
fotosintesis
pada tanaman karena menghambat
masuknya sinar matahari
dan mencegah pertukaran CO2 dengan atmosfer,
akibatnya
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain yang
ditimbulkan dari pengupulan partikel
pada tanaman adalah kemungkinan bahwa partikel
tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya bagi
hewan yang memakan tanaman tersebut.
Pengaruh
partikel terhadap manusia. Polutan partikel masuk kedalam tubuh manusia melalui sistem
pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan
terjadi pada sistem
pernafasan. Faktor
yang berpengaruh terhadap sistem
pernafasan adalah ukuran partikel, karena
ukuran
partikel yang menentukan
seberapa jauh penetrasi partikel kedalam
sistem
pernafasan. Sistem pernafasan mempunyai beberapa
sistem pertahanan yang mencegah masuknya pertikel– pertikel,
baik berbentuk padat maupun cair kedalam
paru – paru,
misalnya bulu hidung akan mencegah
masuknya partikel yang
berukuran
besar, sedang yang ukuran lebih
kecil akan dicegah masuk oleh membran
mukosa yang terdapat disepanjang sistem
pernafasan dan merupakan tempat
pertikel menempel .
Partikel
yang mempunyai diameter lebih besar dari 5,0 mikron akan berhenti dan terkumpul
terutama didalam hidung
dan tenggorokan.
Partikel yang berukuran 0,5 – 5,0 mikron
dapat terkumpul di dalam
paru paru sampai pada bronchioli dan hanya
sebagian
kecil yang sampai pada
alveoli. Partikel yang
kurang dari 0,5 mikron dapat mencapai dan tinggal didalam alveoli. Partikel
– partikel yang masuk dan tertinggal
didalam paru- paru mungkin berbahaya bagi
kesehatan karena tiga hal penting,
yaitu :
1. Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat –
sifat kimia
dan fisiknya.
2. Patikel tersebut mungkin bersifat
inert
(tidak
bereaksi) tetapi tertinggal didalam
saluran
pernafasan dapat menganggu pembersihan bahan
– bahan lain
yang berbahaya.
3. Partikel–partikel tersebut mungkin
dapat
membawa molekul–molekul gas
yang berbahaya,
baik dengan cara mengabsorbsi atau mengadsorbsi, sehingga molekul-molekul
gas tersebut dapat mencapai
dan
tertinggal dibagian
paru-paru yang sensitif.
Pengaruh partikel terhadap bahan lain. Partikel – partikel yang
terdapat diudara dapat
mengakibatkan berbagai kerusakan pada berbagai bahan. Jenis dan
tingkat kerusakan
yang dihasilkan
oleh partikel dipengaruhi oleh komposisi kimia dan
sifit fisik partikel
tersebut.
Pengaruh partikel terhadap radiasi solar
dan
iklim. Partikel yang terdapat
diatmosfer berpengaruh
terhadap jumlah
dan jenis radiasi solar yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh
penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikel.
Salah satu pengaruh utama
yaitu penurunan
visibilitas. Jumlah polutan partikel bervariasi dengan musim atau
iklim. Pada musim salju dan gugur, sistem pemanas didalam
rumah – rumah dan
gedung
meningkat sehingga
dibutuhkan tenaga
yang lebih tinggi yang mengakibatkan
terbentuknya lebih banyak partikel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar